Banyak orang mengatakan semakin hidup berjalan, semakin banyak pula tantangan yang harus dihadapi. Semakin waktu berputar, semakin berat pula beban yang ada di atas punggung.
Saat saya menulis tulisan ini, saya memiliki status sebagai mahasiswa semester enam di salah satu universitas negeri di Kota Yogyakarta. Saya rasa baru kemarin sore saya menginjakkan kaki di kampus ini. Kebahagiaan saat pertama kali mendengar ucapan kata "selamat" karena telah menjadi mahasiswa masih kuat saya rasakan. Namun, ternyata sekarang saya hampir menjadi angkatan aktif tertua di kampus. Saat menyadari hal tersebut, saya mencoba untuk memutar ulang memori tentang hal-hal yang telah saya lewati beberapa tahun kebelakang, dan satu hal sederhana yang saya tangkap, yaitu "MENGELUH". Memang terdengar sangat negatif kata tersebut, tetapi dibalik kenegatifannya tersimpan makna yang amat dalam. Makna tersebut akan saya paparkan setelah ini.
Pada semester awal perkuliahan, saya dihadapkan dengan berbagai macam tugas orientasi. Memang tidak sebanyak fakultas lain, tetapi saat itu saya merasa tugas itu sangat membebankan. Dan hal yang saya lakukan adalah mengeluh....
Semester kedua menjadi semester aktif untuk mulai masuk dalam dunia organisasi. Rapat, tugas, dan tanggung jawab terus berdatangan seakan tidak membiarkan saya untuk tidur siang. Lagi-lagi, hal yang saya lakukan adalah mengeluh....
Semester ketiga, masih dengan organisasi dan ditambah dengan adanya praktikum sekaligus tugas lapangan. Membuat waktu saya tersita. Pernah saya menunggu seseorang untuk saya wawancarai hingga pukul 23.00, demi ketuntasan suatu mata kuliah. Untuk ketiga kalinya, hal yang saya lakukan adalah mengeluh...
Semester keempat menjadi semester penuh tanggung jawab karena waktu angkatan saya untuk memegang rantai komando kepengurusan organisasi. Rapat sana sini, bertemu orang baru, ditambah masih dengan praktikum. Lagi-lagi hal yang sama untuk keempat kalinya saya ulangi, yaitu mengeluh....
Semester kelima masih dengan tanggung jawab organisasi dan praktikum. Saya merasa semester ini adalah semester dimana titik kejenuhan memuncak. Hal yang saya lakukan tetap mengeluh...
Dan di semester enam ini, dengan semua tugas tanggung jawab, kegiatan volunteer, les, dan lain sebagainya. Saya sudah tidak ada waktu untuk mengeluh lagi...
Dari ketidakadanya waktu untuk mengeluh, hal yang hanya bisa saya lakukan adalah BERSYUKUR. Saya mulai tersadar, jalan tidak akan pernah selalu rata dan tidak akan pernah menjadi mudah, malah mungkin akan menjadi sebaliknya. Namun, bagaimana kaki tersebut tetap bisa tegak berjalan adalah dengan bersyukur atas jalan tersebut. Terlebih saat kita dapat menikmati jalan itu, pasti kita juga akan dapat menikmati pemandangan indah di sekelilingnya yang mungkin belum pernah kita nikmati sebelumnya karena kita terlalu fokus pada keluhan terhadap jalan itu.
Jadi saudaraku terkasih, nikmati apa yang saat ini sedang Anda dan saya jalani, dan jangan lupa lihat pemandangan di sekelilingmu! Tuhan memberkati selalu :)
Saat saya menulis tulisan ini, saya memiliki status sebagai mahasiswa semester enam di salah satu universitas negeri di Kota Yogyakarta. Saya rasa baru kemarin sore saya menginjakkan kaki di kampus ini. Kebahagiaan saat pertama kali mendengar ucapan kata "selamat" karena telah menjadi mahasiswa masih kuat saya rasakan. Namun, ternyata sekarang saya hampir menjadi angkatan aktif tertua di kampus. Saat menyadari hal tersebut, saya mencoba untuk memutar ulang memori tentang hal-hal yang telah saya lewati beberapa tahun kebelakang, dan satu hal sederhana yang saya tangkap, yaitu "MENGELUH". Memang terdengar sangat negatif kata tersebut, tetapi dibalik kenegatifannya tersimpan makna yang amat dalam. Makna tersebut akan saya paparkan setelah ini.
Pada semester awal perkuliahan, saya dihadapkan dengan berbagai macam tugas orientasi. Memang tidak sebanyak fakultas lain, tetapi saat itu saya merasa tugas itu sangat membebankan. Dan hal yang saya lakukan adalah mengeluh....
Semester kedua menjadi semester aktif untuk mulai masuk dalam dunia organisasi. Rapat, tugas, dan tanggung jawab terus berdatangan seakan tidak membiarkan saya untuk tidur siang. Lagi-lagi, hal yang saya lakukan adalah mengeluh....
Semester ketiga, masih dengan organisasi dan ditambah dengan adanya praktikum sekaligus tugas lapangan. Membuat waktu saya tersita. Pernah saya menunggu seseorang untuk saya wawancarai hingga pukul 23.00, demi ketuntasan suatu mata kuliah. Untuk ketiga kalinya, hal yang saya lakukan adalah mengeluh...
Semester keempat menjadi semester penuh tanggung jawab karena waktu angkatan saya untuk memegang rantai komando kepengurusan organisasi. Rapat sana sini, bertemu orang baru, ditambah masih dengan praktikum. Lagi-lagi hal yang sama untuk keempat kalinya saya ulangi, yaitu mengeluh....
Semester kelima masih dengan tanggung jawab organisasi dan praktikum. Saya merasa semester ini adalah semester dimana titik kejenuhan memuncak. Hal yang saya lakukan tetap mengeluh...
Dan di semester enam ini, dengan semua tugas tanggung jawab, kegiatan volunteer, les, dan lain sebagainya. Saya sudah tidak ada waktu untuk mengeluh lagi...
Dari ketidakadanya waktu untuk mengeluh, hal yang hanya bisa saya lakukan adalah BERSYUKUR. Saya mulai tersadar, jalan tidak akan pernah selalu rata dan tidak akan pernah menjadi mudah, malah mungkin akan menjadi sebaliknya. Namun, bagaimana kaki tersebut tetap bisa tegak berjalan adalah dengan bersyukur atas jalan tersebut. Terlebih saat kita dapat menikmati jalan itu, pasti kita juga akan dapat menikmati pemandangan indah di sekelilingnya yang mungkin belum pernah kita nikmati sebelumnya karena kita terlalu fokus pada keluhan terhadap jalan itu.
Jadi saudaraku terkasih, nikmati apa yang saat ini sedang Anda dan saya jalani, dan jangan lupa lihat pemandangan di sekelilingmu! Tuhan memberkati selalu :)
Komentar
Posting Komentar