Langsung ke konten utama

Anak Kecil Itu Adalah Guruku

Minggu terakhir tahun 2015. Seperti biasa, sebelum memulai ibadah anak, diadakan kelompok sel untuk anak-anak mengingat kembali sekaligus sharing tentang Firman Tuhan minggu sebelumnya. Sebagai seorang KKS anak, saya mendapat anak sel sekitar usia 8-10 tahun sejumlah kurang lebih enam orang. Sebelum sharing dimulai, saya bertanya pada satu-persatu anak tentang hari natal mereka, karena saat itu adalah minggu setelah natal. Banyak anak yang bercerita tentang ibadah natal mereka, ada juga yang menceritakan tentang bagaimana dia mendapat sebuah handphone di hari natal, ada yang bercerita kalau tidak sempat mengikuti ibadah natal karena diajak keluarganya berlibur. Sungguh senang hati ini mendengarkan anak-anak berebut waktu untuk menceritakan kisah natal mereka. Setelah anak-anak puas bercerita, saya melanjutkan untuk masuk dalam sharing Firman Tuhan minggu lalu. Saya sangat senang sekali ketika ada anak yang mau membacakan bahan sharing, padahal biasanya mereka akan saling melempar giliran saat diminta untuk membacakan bahan sharing tersebut. Sungguh sangat senang berada dalam dunia anak-anak, mereka bercanda tawa bahagian tanpa memikirkan adanya suatu masalah. Singkat cerita, hingga dipenghujung kelompok sel, sebelum saya menutup dalam doa, saya bertanya kepada anak-anak apakah ada yang ingin didoakan. Satu-persatu anak menyebutkan kerinduan mereka dalam sekolah, ada yang ingin didoakan supaya mendapat ranking 1, ada yang ingin didoakan supaya nilai-nilai di sekolah semua bagus. Bermacam-macam kerinduan anak-anak. Hingga saya tertegun dengan seorang anak yang menyebutkan pokok doanya sebagai orang terakhir. “Kemarin rabu aku operasi Kak, aku ingin sembuh.”, Kata anak tadi dengan senyuman di wajahnya, tanpa beban, tanpa ketakutan. Kemudian saya bertanya padanya, “Loh kamu sakit apa? Kok nggak bilang sama Kakak?”. Anak itupun menjawab, “Aku sakit kelenjar getah bening Kak”. Sungguh tidak ada perasaan sedih dalam raut muka anak itu. Padahal saya yang mendengarnya merasa sangat merinding. Bagaimana bisa anak sekecil itu harus menjalankan operasi. Saya saja yang sudah sebesar ini masih takut dengan aroma rumah sakit. Setelah anak itu menceritakan semuanya, saya dan anak-anak yang lain memanjatkan doa bersama-sama, dan kelompok sel pun selesai setelah itu. Di dalam kisah ini, saya memperoleh suatu pelajaran yang sangat berharga. Terkadang sebagai orang yang sudah cukup dewasa, saya sering down dan bersedih ketika Tuhan ijinkan batu kerikil ada dalam jalan hidup saya. Mungkin bukan hanya saya, mungkin kita semua. Hingga suatu masa, mungkin kita pernah kecewa kepada Tuhan untuk setiap masalah yang kita rasa terlalu berat untuk kita tanggung. Namun, anak kecil tadi mengajari saya untuk tetap tersenyum, untuk tetap bersyukur, untuk tak pernah bersedih dan menyalahkan Tuhan ketika ada sesuatu yang tak kita kehendaki terjadi dalam kehidupan kita. Sungguh, anak kecil tadi mengajarkan suatu pelajaran berharga yang terkadang tak saya dapat di dalam kampus. Yaa... anak itu mengajari saya untuk tetap tersenyum. Terimakasih adek, karena kisahmu telah membuat Kakak mengerti. Tuhan Yesus memberkati :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Depan di dalam Tuhan - Renungan

Nats: Mazmur 37:37 Syallom saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Saat saya menulis renungan ini, saya teringat akan sebuah lagu sekolah minggu yang berbunyi seperti ini: “ Kupunya masa depan penuh harapan, Tuhan menjamin hidupku , asalku tetap setia memandang terus kedepan, kuyakin Tuhan menopang hidupku.” Lagu lagu sekolah minggu tersebut berisi pesan yang sangat dalam bagi saya. Disaat kita setia, pasti Tuhan akan menjamin masa depan kita. Namun, apa yang saudara ketahui tentang apa itu masa depan dan sebuah arti dari kesetiaan? Mengapa saudara harus memperjuangkan masa depan tersebut? Masa depan adalah sebuah masa yang dimana akan kita arungi diwaktu yang akan datang. Dan mungkin kita akan mendapatkan sesuatu yang kita harapkan dimasa sekarang ini pada masa depan tersebut. Atau dengan kata lain, masa depan adalah sesuatu yang harus kita perjuangkan untuk mendapatkan apa yang kita harapkan. Dalam Amsal 23:18 mengatakan bahwa masa depan itu sungguh ada. Artinya bahwa setiap oran...

I LOVE YOU IXACI :*

Dua tahun udah hampir berlalu saat aku pertama kali bertemu dengan teman-teman SMPku. Awal masuk tanggal 5 Juli 2010. Pertama masuk gerbang aku langsung kenalan dengan Thea dan Gita, kemudian aku menyendiri (makhlumlah cuman aku sendiri yg masuk aksel dari SDku). Setelah beberapa menit, tau-tau Izzul (yang saat itu belum pakai jilbab) mendekat dan kemudian kita kenalan deh. Hari pertama masuk aku kemana-mana sama Izzul. Tapi saat hari kedua, aku udah mulai kenal sama Kikik dan Alsha yang saat itu bangku Kikik berada di sebelahku dan Alsha didepanku. Seminggu berlalu dengan suasana kelas yang masih kayak kuburan. Saat MOSpun datang dan berlalu dengan cepat. Setelah itu kami (A Akselerasi) semakin dekat dan semakin dekat. Canda tawa selalu menemani hari-hari kami. Dan ini adalah penilaianku terhadap teman temanku: 1. ADAM WIGUNA SETIAWAN: Ini anak kocak, kocak banget malahan. Tapi sayangnya dia joroknya minta ampun. Kalo udah liat kaos kakinya ihhh jijik banget, udah bolong, kotor lagi...

PASKAH INDAH DI PANTI ASUHAN

Aku kangen saat-saat itu. Waktu aku sekitar kelas 3 SD aku ikut persekutuan anak yang namanya SEL. Disitu aku belajar banyak banget tentang puji-pujian dan Alkitab tentunya. Banyak kegiatan yang diadain di SEL ini, salah satunya kegiatan yang mau aku ceritain di entri ini yaitu kegiatan "KUNJUNGAN KE PANTI ASUHAN". Menurut kamu gimana? Kunjungan Ke Panti Asuhan? Kalau menurutku sih assikk banget. Aku inget, nama panti asuhannya BETH SHAN yang lokasinya didaerah Cemani, Sukoharjo. Kebetulan kunjungan itu diadakan waktu Hari Paskah. Saat kami membuat rencana itu, pihak panti asuhan sangat menyetujuinya. Perlengkapan demi perlengkapan kami persiapkan dengan sangat detail, walaupun saat itu aku dan teman-temanku masih anak-anak, kami punya semangat yang besar lhoo. Aku lupa saat itu kami berangkat naik apa, tapi yang jelas, panti asuhannya nggak jauh dari tempat SEL kami. Dengan kakak pembimbing, kami memasuki panti asuhan itu dan disambut dengan tawa dan canda dari teman-teman p...