Langsung ke konten utama

Postingan

We're a blessing!

Selamat malam! Sudah sangat lama sekali dari terakhir kali saya menulis tulisan di blog ini. Mungkin sekitar satu tahun yang lalu. Saya rindu untuk menulis dan menuangkan semua yang ada di pikiran saya, termasuk cerita-cerita yang masih saya simpan sendiri dalam ingatan. Saya tahu bahwa ingatan saya terbatas, sehingga saya ingin memberikan kehidupan kembali kepada tempat ini. Sebenarnya, saya tidak sengaja saat membuka kembali tulisan-tulisan saya. Bermula saat beberapa hari lalu saya merasa sangat suntuk sekali dengan kehidupan yang tidak semakin baik kepada saya, mengingat sudah menginjaknya saya di usia dua puluh satu tahun, sehingga saya juga harus siap untuk menghadapi quarter life crisis. Yaaa, dengan kata lain saya sedikit drop dengan semua hal yang ada di dalam hidup. Saya mengambil jarak dengan teman-teman kampus. Saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan diri sendiri. Saya mencoba menghindari dunia social dan segala kepalsuan di dalamnya. Seperti yang saya katakan di ata...
Postingan terbaru

Mengeluh...

Banyak orang mengatakan semakin hidup berjalan, semakin banyak pula tantangan yang harus dihadapi. Semakin waktu berputar, semakin berat pula beban yang ada di atas punggung. Saat saya menulis tulisan ini, saya memiliki status sebagai mahasiswa semester enam di salah satu universitas negeri di Kota Yogyakarta. Saya rasa baru kemarin sore saya menginjakkan kaki di kampus ini. Kebahagiaan saat pertama kali mendengar ucapan kata "selamat" karena telah menjadi mahasiswa masih kuat saya rasakan. Namun, ternyata sekarang saya hampir menjadi angkatan aktif tertua di kampus. Saat menyadari hal tersebut, saya mencoba untuk memutar ulang memori tentang hal-hal yang telah saya lewati beberapa tahun kebelakang, dan satu hal sederhana yang saya tangkap, yaitu "MENGELUH". Memang terdengar sangat negatif kata tersebut, tetapi dibalik kenegatifannya tersimpan makna yang amat dalam. Makna tersebut akan saya paparkan setelah ini. Pada semester awal perkuliahan, saya dihadapkan deng...

Cerita Di Balik Flashdisk Gratis!!

Shallom... Sudah lama sekali saya tidak menulis dalam blog ini. Di tengah segala sesuatu yang harus dikerjakan dalam semester 5 ini, saya ingin membagikan berkat Tuhan yang mungkin simple, tapi menurut saya ini sangat luar biasa. Saya memiliki dua buah flashdisk. Flashdisk yang pertama adalah flashdisk yang saya beli saat SMA berwarna hitam, dan yang kedua adalah flashdisk berwarna putih hadiah dari mama ketika saya mendapat nilai bagus saat SMP. Saya amat sangat menyayangi kedua buah flashdisk ini. Namun, sedih sekali ketika beberapa waktu lalu flashdisk saya yang berwarna hitam tiba-tiba rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Saat itu pikiran saya tetap tenang karena mengingat saya masih memiliki flashdisk yang berwarna putih. Singkat cerita, entah mengapa tiba-tiba flashdisk putih saya juga rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Saya mulai bingung, karena saat itu adalah waktu UTS dan saya harus mencetak beberapa materi UTS di tempat percetakan. FYI, saat itu printer saya juga sed...

Satu Hari Sebelum Hari Lebaran di Gerbong Kereta

Sore itu adalah satu hari sebelum hari lebaran. Saya hendak kembali ke Kota Solo setelah seharian menghabisakan waktu bersama dengan teman-teman mengelilingi Kota Jogja, Magelang, dan Ambarawa. Seperti biasa, saya pulang dengan kereta api Prambanan Ekspress (Prameks) dan menaikinya melalui Stasiun Lempuyangan. Saat itu sekitar pukul 20.00 kereta datang dan saya beranjak ke peron, saya memilih menunggu di peron tengah sehingga pas di gerbong kereta tengah pula. Puji Tuhan, malam itu tidak terlalu ramai dengan orang yang hendak ke Solo. Saat pintu terbuka, saya bisa memilih tempat duduk dengan leluasa. Akhirnya, saya memilih duduk di bangku dekat gerbong yang menghadap ke timur. Saya duduk di sebelah seorang ibu. Ibu tersebut tidak terlalu tua, tetapi juga tidak terlalu muda, mungkin di usia 30an tahun pikir saya. Saat setelah saya duduk, saya sempatkan untuk menatap ibu itu dan tersenyum kepadanya. Beliau membalas senyum saya dengan begitu ramahnya dan kemudian bertanya, “Mbak kuliah d...

Perlindungan-Nya Sempurna

Saat ini saya sedang mengikuti semacam training tambourine sebelum akhirnya nanti akan melayani sebagai tim tambourine gereja saat ibadah raya. Tiga bulan sudah saya lewati sebagai proses pembelajaran gerakan-gerakan dasar dan lain sebagainya. Tiba saatnya minggu ini, tepatnya Kamis 26 Mei 2016, saya akan mengikuti final test untuk naik ke level selanjutnya dalam pelayanan tambourine. Satu minggu sebelum final test, saya dan teman-teman mengikuti latihan seperti biasa. Namun, yang membuat latihan ini berbeda adalah saat doa mengakhiri latihan. Disaat itu, pelatih saya yang memimpin doa. Saya sangat mengamini sekali ketika ia mengucapkan sebuah kalimat yang di dalamnya berisi permohonan perlindungan Tuhan dari berbagai macam kecelakaan yang bisa membuat kami sakit dan menyebabkan tersendatnya gerakan kami saat final test nanti. Satu hari setelah latihan itu, saya dan teman-teman kampus berencana untuk pergi ke beberapa tempat di Magelang. Kami memutuskan untuk berangkat pukul 3 pagi kar...

Berdoa untuk Siapa?

Malam ini, saya teringat akan sebuah pertanyaan yang pernah saya tanyakan kepada (anggap saja) kakak rohani saya. Pertanyaan itu berisi bagaimanakah seseorang harus berdoa dan untuk siapakah seseorang harus berdoa. Mengapa saya menanyakan hal tersebut? Karena terkadang perasaan saya ingin terus mendoakan orang lain. Namun, disisi lain saya memiliki berbagai macam pengharapan yang ingin saya sampaikan kepada Tuhan melalui doa. Pada saat itu, kakak rohani saya hanya menjawab melalui pengalamannya, yaitu untuk mendoakan orang lain pada suatu waktu dan untuk mendoakan diri sendiri pada waktu yang lain. Sejujurnya, saya belum terlalu puas dengan jawaban tersebut. Hingga waktu berganti dan saya perlahan mengabaikan pertanyaan itu. Saya terkadang berdoa untuk orang lain dan terkadang juga berdoa untuk diri saya sendiri, tergantung dari mood. Hingga tepat seminggu lalu, dalam sebuah acara pendalaman Alkitab, saya seperti terbukakan sesuatu. Melalui perkataan sang pembicara (saya yakin pasti in...

HAHAHA Mana Mungkin

Well, saya ingin menceritakan pengalaman pelayanan saya. Sebuah keinginan yang awalnya mustahil. Namun, ternyata Tuhan punya rencana indah di dalamnya. Saat kecil, saya adalah orang yang sangat pemalu. Sangat berbeda dengan saya sekarang yang mungkin teman-teman terdekat saya akan menyebutnya "banyak tingkah". Dahulu, saya hanyalah anak perempuan yang hanya berani di balik punggung ibu. Bahkan, untuk keluar membeli jajan pun saya tidak berani. Parahnya, hingga usia SD saya masih ikut sekolah minggu anak-anak TK karena takut ditinggal mama, dan bernyanyi pun saya malu-malu. Saya merasa geli mengingat masa-masa itu. Hingga suatu saat, saya menghadiri sebuah ibadah yang entahlah saya lupa ibadah apa itu. Saya melihat Worship Leader yang memimpin pujian. Hingga imajinasi saya melayang jauh, "Andai besok aku jadi seperti dia (WL)". Hahaha betapa bodohnya saya. Mana mungkin, anak pemalu bisa jadi Worship Leader? Yang benar saja. Waktu berjalan dan saya sempat melupakan ke...